Senin, 08 November 2010

disiplin menggunakan waktu

Waktu jeda adalah teknik disiplin yang menempatkan anak di sebuah tempat yang sangat membosankan untuk beberapa menit setelah perilaku yang tidak dapat diterima terjadi. Waktu jeda berarti rehat dari semua segala perhatian. Banyak orang tua yang menemukan waktu jeda sebagai sarana efektif memperbaiki perilaku anak daripada memukul, menjerit, berteriak dan efektif menurunkan perilaku bermasalah seperti tantrum, memukul.
Beberapa orang tua mengatakan sudah melakukan waktu jeda tetapi tidak berhasil. Hal ini terjadi kebanyakan karena waktu jeda tidak digunakan secara benar. Sangat penting prosedur waktu jeda diikuti dengan baik, hanya membutuhkan sedikit perubahan dalam prosedur untuk membuat waktu jeda yang efektif menjadi tidak efektif.
Konsistensi sangat penting. Orang tua sebaiknya memastikan semua orang dewasa yang mendisiplinkan anak mereka menggunakan teknik yang sama. Prosedur waktu jeda umumnya sesuai untuk anak usia 18 bulan sampai 10 tahun.
Untuk perilaku apa waktu jeda sebaiknya digunakan?
Anak sebaiknya ditempatkan pada waktu jeda bila tidak mengikuti perintah orang tua. Jika anak tidak mengikuti perintah orang tua dalam waktu 5 detik maka waktu jeda sebaiknya dilakukan. Orang tua sebaiknya jangan memberikan perintah jika mereka tidak siap untuk tegas. Orang tua sebaiknya juga tidak memberikan peringatan lebih dari satu kali sebelum menggunakan waktu jeda. Anak akan dengan mudah belajar orang tua bersungguh-sungguh setelah satu kali atau setelah 5 kali peringatan. Dengan hanya memberikan satu peringatan akan menurunkan frustasi dan kemungkinan emosi.
Anak sebaiknya ditempatkan pada waktu jeda untuk perilaku yang tidak dapat diterima. Perilaku yang orang tua putuskan tidak dapat diterima seperti tantrum, memukul, menggigit, melanggar aturan rumah. Konsistensi sangat penting, sehingga orang tua perlu untuk menentukan sebelumnya perilaku-perilaku apa yang mereka setujui untuk dikenakan waktu jeda. Saat orang tua baru memulai waktu jeda, lebih baik bila fokus kepada satu atau dua masalah perilaku, setelah perilaku tersebut membaik maka orang tua dapat menambahkan perilaku-perilaku yang lain yang dapat dikenakan waktu jeda. Anak sebaiknya ditempatkan pada waktu jeda setiap kali perilaku yang tidak dapat diterima terjadi.
Anak sebaiknya ditempatkan pada waktu jeda untuk perilaku yang berbahaya. Waktu jeda sebaiknya digunakan saat anak melakukan sesuatu yang berbahaya atau bisa membahayakan.
Memilih tempat untuk pelaksanaan waktu jeda
Saat orang tua memutuskan untuk menggunakan waktu jeda maka perlu memilih satu atau dua tempat di rumah untuk tempat pelaksanaan waktu jeda. Panduan yang dapat membantu dalam memilih tempat untuk pelaksanaan waktu jeda :
Pilih tempat yang jauh dari mainan, televisi, radio, jendela dan hal-hal lain yang bersifat menghibur
Sebaiknya tidak ada benda yang mudah pecah di sekitarnya
Baik sekali untuk menempatkan anak duduk di kursi selama waktu jeda. Kursi yang dipergunakan sebaiknya kursi dapur dengan punggung rata daripada kursi yang nyaman atau yang bagus. Kursi besar lebih disukai dari kursi anak.
Kamar tidur anak bukan tempat yang baik untuk waktu jeda. Kamar tidur anak seringkali terdapat banyak barang untuk menghibur anak.
Tempat yang baik seringkali kursi di lorong atau pojok ruangan
Jika menggunakan ruangan terpisah maka jangan matikan lampu. Hal ini hanya akan menakuti anak-anak. Tujuan dari waktu jeda adalah memindahkan anak dari perhatian bukan menakuti mereka.
Mempersiapkan anak untuk waktu jeda
Sebelum menggunakan waktu jeda untuk disiplin orang tua sebaiknya menjelaskan dengan singkat kepada anak mereka sesuai tingkat pemahamannya. Orang tua sebaiknya memberitahukan anak mereka bahwa mereka akan menggunakan waktu jeda sebagai disiplin bukan berteriak, menjerit atau mengancam. Orang tua juga sebaiknya memberitahukan anak mereka perilaku-perilaku apa saja yang akan berakibat waktu jeda. Anak sebaiknya diberitahukan terdapat 2 aturan mengenai waktu jeda :
Anak perlu untuk tetap diam selama waktu jeda. Orang tua sebaiknya memberitahukan bahwa waktu jeda tidak akan dimulai sampai anak diam dan akan dimulai dari awal kembali jika anak berbicara atau membuat banyak suara.
Anak harus tetap berada di kursi sampai mereka diperkenankan untuk turun dari kursi. Orang tua sebaiknya memberitahukan anak mereka jika mereka turun dari kursi sebelum diperkenankan maka waktu jeda akan diulang kembali. Batita tidak bisa diharapkan mengingat aturan tersebut, mereka perlu belajar dengan mengalami aturan tersebut saat mereka berbicara atau turun dari kursi tanpa persetujuan selama waktu jeda. Bahkan anak yang lebih tua pun tidak akan mematuhinya kecuali orang tua tegas. Setelah menjelaskan maka orang tua dan anak dapat berlatih. Orang tua dapat berkata kepada anak seakan-akan sebuah aturan telah dilanggar, kemudian orang tua membimbing anak melaksanankan prosedur waktu jeda. Orang tua sebaiknya memuji anak setelah latihan untuk mempelajari prosedur tersebut.
Mengirim anak untuk waktu jeda
Segera setelah anak melakukan perilaku yang tidak dapat diterima maka orang tua sebaiknya memberitahukan anak, “Karena kamu … (apa yang mereka lakukan), kamu harus menjalani waktu jeda.” Orang tua sebiknya mengatakan ini satu kali. Orang tua harus tetap tenang tetapi dengan suara tegas. Orang tua sebaiknya tidak menggunakan lebih dari satu kalimat dalam mengatakan anak harus menjalani waktu jeda. Orang tua juga sebaiknya segera menempatkan anak ke waktu jeda segera setelah perilaku anak menjadi tidak dapat diterima, tidak perlu menunggu sampai anak menjadi tantrum. Penting sekali bagi orang tua untuk tidak berteriak. Orang tua harus setenang mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar